Relawan Ganjar Beri Pelatihan Menjahit ke Disabilitas di Balikpapan
Focuskaltim.com – Tiga dari 11 tahanan Polresta Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) yang kabur sebulan lalu hingga kini belum tertangkap. Kompolnas kini turun tangan menyikapi hal tersebut.
“Kompolnas akan mengirim surat klarifikasi ke Polda Kaltim untuk menanyakan kasus kaburnya 11 tahanan. (3 tahanan kabur) kami mendorong agar segera ditangkap,” ujar Kom
Orang Muda Ganjar (OMG) Kalimantan Timur menggelar pelatihan menjahit bagi para penyandang disabilitas di Sekretariat DPC Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Balikpapan, Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Jumat (10/2).
Koordinator Wilayah OMG Kaltim, Erwin Timbang menyampaikan pelatihan ini bertujuan agar para penyandang disabilitas dapat hidup lebih mandiri, berdaya guna, dan tak dipandang sebelah mata dalam lingkungan sosial.
“Kami ingin memperlihatkan bahwa pelatihan menjahit ini sebuah bentuk hari ini kaum disabilitas membuka mata kita semua bahwa mereka mampu untuk melaksanakan hal-hal yang mungkin kami pikir tidak bisa dilaksanakan,” ucap Erwin dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/2/2023).
Erwin mengatakan keterbatasan bukanlah penghambat semangat dan kreativitas mereka. Meski harus duduk di kursi roda ataupun bertumpu menggunakan tongkat, mereka tetap terlihat para bersemangat dan telaten menjahit berbagai pola menggunakan kain perca, yang nantinya diaplikasikan menjadi sebuah karya.
“Harapan kami kepada teman-teman, bapak-bapak, dan ibu-ibu disabilitas mereka terus semangat, terus memberikan kami sebagai anak muda semangat untuk kami semua,” jelasnya.
Selain menggelar pelatihan, OMG Kaltim memberikan tali kasih berupa 10 unit tongkat ketiak dan siku (elbow), serta tiga unit kursi roda untuk mempermudah aksesibilitas para penyandang disabilitas.
Di sisi lain, salah satu penyandang disabilitas Devi Mega (37) mengaku bersyukur atas perhatian dari bantuan yang diberikan.
“Hari ini saya sebagai kelompok difabel sangat bersyukur sekali karena mendapat perhatian dari OMG. Semoga ke depannya bisa memberikan lebih banyak manfaat, menebar kebermanfaatan banyak lagi hal-hal positif untuk kita semua,” jelas Devi.
Senada dengan Devi, penyandang disabilitas fisik lainnya Mustakim (21) turut merasa terbantu dengan bantuan kursi roda yang diberikan. Menurutnya, bantuan ini akan memudahkan dirinya beraktivitas sehari-hari.
Diketahui, Mustakim mengidap kelumpuhan saraf (cerebral palsy). Meski demikian, ia tetap semangat mengasah kemampuan salah satunya dengan belajar membatik.
“Terima kasih semua bantuannya semoga berguna. Ya sudah lama kepingin dapet kursi roda, baru dapet sekarang,” tutup Mustakim.
isioner Kompolnas RI Poengky Indarti kepada detikcom, Kamis (16/2/2023).
Poengky mengatakan, desakan penangkapan 3 tahanan dilakukan mengingat mereka merupakan pelaku kekerasan terhadap perempuan. Dikhawatirkan ketiga napi tersebut bisa berulah kembali.
“Apalagi pasal yang disangkakan kepada mereka merupakan pasal kekerasan terhadap perempuan, maka dikhawatirkan akan melakukan kejahatan serupa, sehingga membahayakan masyarakat,” terangnya.
Rencananya surat klarifikasi ke Polda Kaltim itu akan dilayangkan Kompolnas pekan depan. Kompolnas akan meminta informasi perkembangan penanganan kasus 11 tahanan kabur.
“Termasuk penangkapan tahanan yang kabur, penangkapan orang yang diduga memberikan sarana untuk kabur, pemeriksaan terhadap para petugas jaga, dan bagaimana peningkatan pengamanan ruang tahanan untuk mencegah hal serupa terjadi lagi. Kami ingin memastikan CCTV terpasang di sudut-sudut strategis dan patroli penjagaan dilakukan rutin sesuai SOP,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Balikpapan Kompol Muhammad Zamhuri menuturkan, pihaknya masih melakukan pencarian 3 tahanan kabur. Dirinya tak menepis adanya kemungkinan 3 napi tersebut kabur ke luar daerah.
“Masih dalam pencarian sekencang-kencangnya, persembunyiannya yang pasti. Kalau bicara mungkin (ke luar daerah) bisa aja. Tapi kepastian kita masih kerja keras untuk mencari,” kata dia.
Sebelumnya, 11 orang tahanan kasus pelecehan seksual di Polresta Balikpapan kabur pada 31 Desember 2022 lalu melalui ventilasi. Hal itu terjadi usai seorang wanita tuna rungu berinisial N yang juga istri salah satu tahanan membawakan gergaji besi.
“Mereka menggergaji teralis yang ada di ventilasi. Kemudian mereka turun dari ventilasi tersebut meloncat menggunakan ikatan sarung yang digunakan di dalam tahanan,” ungkap Kapolresta Balikpapan Kombes Thirdy Hadmiarso pada Senin (2/1/2023).
Sejauh ini 8 tahanan di antaranya sudah berhasil ditangkap kembali. Sementara 3 lainnya masih buron.
“Pengejaran masih kami lakukan hingga saat ini,” pungkasnya.