DKP PPU Dukung Pola Integrated Farming Untuk Penguatan Ketahanan Pangan
Focuskaltim.com, Penajam – Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Penajam Paser Utara (PPU), Mulyono, menegaskan dukungannya terhadap pengembangan pola Integrated Farming sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan di daerah tersebut.
Integrated Farming, atau pertanian terpadu, menjadi fokus utama DKP PPU dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan diversifikasi sumber penghasilan petani. Dalam konferensi pers yang digelar di kantornya, Mulyono menyampaikan pentingnya pendekatan terpadu dalam pengembangan sektor pertanian.
“Integrated Farming melibatkan berbagai kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan dalam satu sistem. Pendekatan ini memberikan peluang untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan, meminimalkan limbah, serta menciptakan keberlanjutan ekonomi bagi para petani,” ujar Mulyono.
Salah satu poin utama dari Integrated Farming adalah diversifikasi usaha, di mana petani tidak hanya bergantung pada satu jenis komoditas saja. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan daerah terhadap fluktuasi harga dan kondisi iklim yang tidak pasti.
Mulyono menjelaskan, “Dengan melibatkan berbagai kegiatan pertanian dan peternakan, para petani memiliki peluang untuk mendiversifikasi produksi mereka. Misalnya, seorang petani dapat mengintegrasikan budidaya tanaman pangan dengan ternak, perikanan, atau bahkan kegiatan kehutanan. Hal ini tidak hanya mendiversifikasi pendapatan petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan daerah secara keseluruhan.” terangnya.
DKP PPU akan memberikan dukungan teknis dan bimbingan kepada petani yang ingin menerapkan pola Integrated Farming. Mulyono menegaskan, “Kami akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani dalam mengelola Integrated Farming. Dukungan ini mencakup teknik budidaya, manajemen usaha, hingga pemasaran hasil produk.” jelasnya.
Pemerintah daerah juga berencana memberikan insentif kepada petani yang berhasil menerapkan pola Integrated Farming dengan baik. Insentif tersebut dapat berupa bantuan peralatan, pupuk, dan lainnya.
“Melalui pola Integrated Farming, kami berharap dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk mengembangkan pertanian yang berdaya saing dan berkelanjutan,” tambah Mulyono.
Pola Integrated Farming bukan hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan. Dengan memadukan berbagai kegiatan pertanian dan peternakan dalam satu sistem, Integrated Farming dapat mengurangi risiko degradasi lahan dan pencemaran lingkungan.
“Dengan terus mengembangkan pola Integrated Farming, kami berharap dapat menciptakan ekosistem pertanian yang seimbang dan berkelanjutan. Ini adalah langkah konkret kami dalam mendukung ketahanan pangan daerah,” tutup Mulyono. (*)