Elpiji Melon Langka, Pola Distribusi Pangkalan Disinyalir Jadi Penyebab
Focuskaltim.com, Penajam – Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 Kg di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), kembali terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Gas bersubsidi tersebut cenderung susah ditemukan. Begitu pun jika tersedia, harga jualnya jauh diatas harga eceran tertinggi (HET).
Penyaluran gas elpiji oleh Pertamina sendiri tidak berkurang. Dalam setahun, wilayah PPU memperoleh jatah 5.522 metrik ton untuk semua jenis elpiji. Langkanya gas elpiji khususnya jenis melon, dinilai bukan akibat berkurangnya kuota.
“Saya kira ini akibat kurangnya pengawasan. Pola distribusi dari pangkalan ke pegecer atau konsumen itu yang tidak termonitor dengan baik,” ujar Kepala Bagian Ekonomi Setkab PPU, Ramhaniah Muchtar, Senin (10/7/2023).
Menurutnya, arus distribusi elpiji dari Pertamina ke pihak Agen sudah jelas. Masing-masing agen mendapatkan suplai sesuai kuota.
Kuota yang diberikan, terang Rahma mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Terlebih, sebagian masyarakat sudah mendapatkan aliran jargas.
“Harusnya dengan adanya jargas kan kebutuhan gas tabung berkurang. Tetapi fakta dilapangan itu seperti tidak berpengaruh,” jelasnya.
Dikatakan Rahma, pola pembelian yang mengharuskan membawa KTP maupun Kartu Keluarga (KK) tidak bisa dijadikan acuan bahwa penyalurannya tepat sasaran. Akan tetapi perlu adanya pengawasan lintas sektoral, tidak hanya melibatkan dinas teknis, tetapi juga aparat penegak hukum.
Perlunya pengawasan diperketat, agar dalam pendistribusian barang bersubsidi efektif dan tepat sasaran.
“Elpiji melon kan bukan barang bebas di pasaran. Tetapi polanya dijual seperti barang umum lainya,” imbuhnya.
Rahma menambahkan, selain mengidentifikasi ke lapangan, pihaknya berencana melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait. Upaya itu dilakukan untuk meminimalisir kecurangan dalam proses pendistribusian hingga mencegah terjadinya kelangkaan, khusunya elpiji 3 Kg. (*)