Imunisasi jadi Program Wajib dan Prioritas Dinkes Balikpapan
Focuskaltim.com, Balikpapan – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan kembali menegaskan akan terus melakukan kegiatan monev capaian program imunisasi kota Balikpapan setiap triwulan akhir tahun. Kegiatan imunisasi sangat penting dikarenakan adalah program penting dan menjadi prioritas.
“Jadi ibu-ibu harus siap monev di akhir tahun dige¬lar, dimana ini akan menjadi program percepatan, jika ditemukan gap pada kegiatan imunisasi, dan hasil monev juga menjadi dasar menyusun perencanaan di tahun depan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, Kamis (26/10/2023).
Andi Sri Juliarty biasa di sapa Dio mengaku, untuk imunisasi adalah program penting dan prioritas dan sudah ada sejak dulu dan harus dijalankan sampai sekarang. Dikarenakan imunisasi dasar lengkap dan menjadi kewajiban. “Jangan sampai nanti muncul (imu¬nisaai) HPV, PCV, kita lupa yang imunisasi dasar janga sampai ketinggalan,” katanya.
Lanjut Andi, pihaknya mengajak kepada petugas untuk tetap berjuang dalam capaian imunisasi di kota Balikpapan,guna mempertahankan panji-panji bidang kesehatan. Pemberian Imunisasi yang jadi perhatian adalah imunisasi dasar dan harus dipastikan anak harus lengkap imunisasinya pada saat masih bayi.
“Saat bayi harus lengkap kita harus melanjutkan pemberian imunisasi pada usia balita dibawah 2 tahun,” katanya.
Andi mengaku, untuk imunisasi lanjutan diakui masih rendah dan jadi perhatian baik di puskesmas dan DKK Balikpapan. Selain itu, ada bulan imunisasi anak sekolah (bias) yang rutin dilaksanakan pada kelas, kelas 2 dan kelas 5 semua bisa diberikan dengan interval jarak 1 tahun.
“Cakupan-cakupan imunisasi mulai dari bayi, balita sampai bias menjadi bagian imunisasi rutin lengkap yang juga jadi harapan Kemenkes yang menjadi indikator keberhasilan imunusasi di daerah,” jelasnya.
Andi menambahkan, pihaknya telah menyalurkan 99,30 persen TTD di seluruh sekolah di Balikpapan. Namun remaja putri yang mengonsumsi TTD baru 61,56 persen, berdasarkan data Januari-September. Padahal TTD ini sudah hampir 100 persen tersalurkan. Untuk itu, diminta bantuan pihak sekolah untuk sama-sama fokus mengawal aksi ini. Harapannya akhir tahun ini bisa 100 persen TTD yang terdistribusi dapat dikonsumsi.
“Masih ada 500 pelajar atau sekitar 22 persen yang men¬gidap anemia atau kekurangan zat besi. Dan ini berpengaruh terhadap penurunan sel darah merah atau hemoglobin. “Kurangnya asupan makanan bergizi seperti serat dari sayur mayur, daging dan telur serta buah juga berdampak pada anak kekurangan zat besi,” tutupnya. (Adv)