Program E-Tani Dikeluhkan Petani, Sujiati Minta Pusat Permudah Penyaluran Pupuk Subsidi
Sekretaris Komisi II DPRD PPU Sujiati
Penajam – Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati menilai program digitalisasi penyaluran pupuk bersubsidi tidak efektif. Program e-tani di wilayah Benuo Taka mulai berjalan sejak 2021.
Dikatakan Sujiati, banyak petani mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi melalui sistem digital. Padahal adanya e-tani untuk memudahkan penyaluran pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat.
“Sebagian dari petani kita itu sudah berusia paruh baya yang tidak melek teknologi,” ujar Ketua Fraksi Gerindra ini, Rabu (15/03/2023).
Ketidakmampuan petani menggunakan teknologi digital menjadi faktor utama dalam menyerap penyaluran pupuk subsidi. Masalah penggunaan kartu tani banyak dialami oleh para petani yang mendapatkan kuota pupuk subsidi.
Sujiati mencontohkan, petani yang salah melakukan registrasi e-tani akan terblokir. Untuk membuka pemblokiran, petani tersebut harus mengurus ke bank.
“Nah ini kan ribet. Itu yang banyak dikeluhkan mereka,” beber Sujiati.
Dari banyaknya keluhan terkait penggunaan kartu e-tani, mayoritas petani menginginkan proses penyaluran pupuk subsidi kembali ke manual.
Baca juga : Jalan Rusak di Depan Mata, DPRD PPU Anggap Dinas PUPR Acuh
Persoalan kartu e-tani tidak hanya dikeluhkan langsung oleh para petani, tetapi juga para penyalur. Sejauh ini, beberapa kios yang ada di setiap desa mengundurkan diri sebagai penyalur pupuk subsidi lantaran mekanismenya ribet.
“Hari ini banyak kios penyaluran pupuk subsidi yang mengundurkan diri. Dengan alasan terlalu ribet,” terangnya.
Program kartu tani merupakan inovasi yang diinisiasi Kementerian Pertanian untuk mengefisienkan pendistribusian pupuk bersubsidi, dengan tujuan hanya petani kecil yang menjadi sasaran pemberian subsidi atau bantuan.
Pupuk bersubsidi ditujukan bagi sejumlah jenis produk pertanian, seperti padi, cabai, jagung dan tanaman holtikultura. (Adv).