Sebulan Beroperasi di PPU, PSK Asal Balikpapan Diciduk Satpol-PP
Focuskaltim.com, Penajam – Apes! begitulah kira-kira nasib tiga orang pekerja seks komersial (PSK) asal Kota Balikpapan. Baru menjajakan diri selama sebulan , mereka diamankan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), pada Rabu (16/8/2023) malam.
Ketiga PSK tersebut berinisial NA (23), WR (25) dan DP (30). Ketiganya kedapatan menawarkan layanan jasa prostitusi secara online melalui aplikasi m*chat. Diketahui, ketiga PSK menjajakan diri di sebuah hotel yang berada di wilayah Kecamatan Penajam sejak Juli lalu.
Kasatpol-PP Kabupaten PPU, Margono Hadi Sutanto mengatakan penangkapan pelaku prostitusi berdasarkan informasi dari masyarakat. Sejumlah personel Satpol-PP kemudian bergerak menuju lokasi sekira pukul 20.30 Wita. Selanjutnya, ketiga PSK dibawa menuju kantor Satpol-PP untuk dimintai keterangan.
“Ini menjadi atensi kami, atas laporan dari masyarakat itu tim kami segera merespon dengan penyelidikan,” terang Margono, Kamis (17/8/2023).
Dalam proses pemeriksaan, ketiga PSK beroperasi sendiri alias tanpa muncikari. Margono menjelaskan, penangkapan ketiga PSK merupakan bagian dari upaya penegakan ketertiban umum. Mereka dianggap melanggar ketenteraman, khususnya masyarakat sekitar.
Meski terbukti melanggar peraturan daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2010 tentang penertiban dan penanggulangan PSK, namun pihaknya hanya melakukan pembinaan.
“Karena penjaja seks komersial ini tidak bisa dipidana, maka kami pulangkan ke daerah asal,” ungkapnya.
Dikatakan Margono, pemindahan ibu kota negara (IKN) menjadi daya tarik bagi pekerja seks komersial dari luar daerah membuka praktik.
Sepanjang tahun ini, sudah tujuh PSK yang kedapatan membuka jasa di wilayah PPU. Bahkan, ada PSK yang berasal dari luar Kaltim.
Sementara itu, salah satu PSK (NA) mengaku terpaksa menjajakan diri lantaran desakan ekonomi. NA yang berstatus janda ini memilih menjadi PSK akibat tidak memiliki pekerjaan tetap.
Diakuinya, beroperasi di wilayah PPU lebih menjanjikan. Setidaknya, ia mendapatkan dua pelanggan dalam sehari dengan tarif Rp 500 ribu sekali kencan.
“Ya minimal dua kali sehari mas,” jelasnya singkat.