Tidak Ada Aksi Boikot, Panitia Pastikan Kafilah Peserta MTQ ke-44 Sesuai Aturan
Focuskaltim.com, Balikpapan – Pemkot Balikpapan memastikan peserta kafilah Balikpapan yang ikut dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MtQ) ke -44 tingkat Provinsi Kaltim dan kota Balikpapan sebagai tuan rumah, sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni terkait dengan kepesertaan sesuai dengan peraturan menteri agama nomor 15 tahun 2019 pasal 5 ayat 1, 2, 3, dan 4. Artinya LPTQ sudah memutuskan dan dipastikan tidak ada boikot dari peserta kabupaten kota di Kaltim.
Adanya rencana aksi boikot itu, dikarenakan Kota Balikpapan di tuding melakukan kecurangan dengan mengambil peserta dari luar daerah untuk mewakili Kota Balikpapan. Sehingga dilakukan rapat bersama dengan daerah lain pukul 14.30 bersama sekretariat dewan hakim di Hotel Platinum.
Saat di konfirmasi, Ketua I MTQ Ke 44 Kaltim yang juga Asisten Tata Pemerintah Setda Kota Balikpapan Zulkifli, menjelaskan, adanya tudingan itu Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kaltim kemudian memfasilitasi rapat untuk mempertemukan pihak tuan rumah dengan 9 kafilah lainnya. Kota Balikpapan diberi kesempatan untuk menjelaskan tentang kafilah yang dianggap berasal dari luar daerah dan muncul kesepakatan.
“Kami jelaskan semuanya bahwa kafilah kami juga dipersiapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni terkait dengan kepesertaan sesuai dengan peraturan menteri agama nomor 15 tahun 2019 pasal 5 ayat 1, 2, 3, dan 4,” tegasnya.Kamis (18/5/2023)
“Kami sami’na wa atho’na dengan para ulama. Jadi apa yang disampaikan diputuskan oleh LPTQ, kami akan terima sehingga tidak ada lagi yang boikot memboikot itu hanya persepsi di awal,” sambungnya.
Lanjut Zulkifli, tentunya dalam MTQ ini sesuai pesan dari para Ulama dan Ketua MUI Provinsi Kaltim yang ditujukan untuk seluruh kafilah daerah, bahwa MTQ bukanlah sekedar kejuaraan, melainkan tujuan utamanya adalah syiar beribadah dan membumikan Al-Quran. Karena mulai dari Expos penyelenggaraan termasuk mengerahkan para pelajar untuk menonton dan mendukung MTQ ini, karena tidak terlepas dari edukasi pendidikan, sekaligus MTQ jadi pengembangan dalam bidang keagamaan budi pekerti karena di MTQ juga ada peserta anak anak.
“Lomba MTQ ini salah satunya tidak menjadi juara, melainkan utamanya syiar beragama dan membumikan Al Qur’an, hal ini yang selalu diingatkan para ulama dan kafilah MTQ,” tutupnya. (Bie)