Dinas Ketahanan Pangan PPU Berhasil Lakukan Pergeseran Desa Rentan Pangan

Focuskaltim.com, Penajam – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Mulyono, menyampaikan kesuksesan dalam upaya eliminasi desa rentan pangan di wilayahnya.
Saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu, Mulyono mengungkapkan bahwa, sejumlah desa kini telah mencapai tingkat ketahanan pangan yang signifikan.
“Kita sudah cukup banyak desa yang tahan pangan. Jadi kita berpikir rentan pangan itu jangan berasosiasi parah, tetapi kita harus melihat dari sektor mana,” bebernya.
Mulyono menekankan pentingnya melihat rentan pangan dengan konteks yang tepat, agar pemahaman tidak bersifat parah. Menurutnya, berbagai indikator seperti masalah kesehatan, tenaga kesehatan, sarana air bersih, dan lahan pertanian menjadi faktor penentu keberhasilan dalam mencapai ketahanan pangan.
“Yang dikatakan dengan pangan ya itu banyak indikator, mungkin dari masalah kesehatan, tenaga tenaga kesehatan termasuk, itu juga pengaruh terus termasuk sarana air bersih, terus lahan pertanian ada ada dua kategori; lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura,” jabarnya.
Dia menggarisbawahi kontribusi tinggi hasil tanaman hortikultura, terutama cabe, dalam menyumbang inflasi. Namun, tantangan muncul di pasar, terutama dengan ketidakmerataan penyebaran toko-toko modern yang lebih terpusat di daerah urban.
“Kerentanan pangan pangan Itu otomatis dalam mencari bahan makanan itu kan agak susah, termasuk akses air bersih juga sangat pengaruh,”
Pengaruh ini juga terasa dalam hal kerentanan pangan, terutama di daerah Bangun Mulyo. Meskipun area ini dilalui oleh PDAM, tidak semua masyarakat dapat diakomodasi, meninggalkan sebagian terlewat dan kesulitan mendapatkan fasilitas air bersih.
Perbandingan antara tahun 2022 dan 2023 menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat kerentanan pangan di Kabupaten PPU. Desa yang sangat rentan dan agak rentan telah berhasil dieliminasi, bahkan hanya tersisa satu desa dari 20 desa di wilayah tersebut.
“Sekarang ada Desa agak rentan cuman berkurang, bahkan cuman satu Desa dari 20 desa yang ada di PPU,” tegasnya.
Mulyono menyampaikan rencana intervensi lebih lanjut kepada dinas-dinas terkait, termasuk kesehatan, pertanian, DP3AP2KB, statistik, dan Bapelitbang. Dia menekankan pentingnya pemrograman kegiatan penyambungan PDAM untuk meningkatkan akses air bersih di seluruh wilayah.
“Mungkin nanti intervensi kita ya akan kita buat atau rekomendasi ke dinas-dinas terkait,” ucapnya.
Pada tahun 2022, penurunan jumlah petugas kesehatan memengaruhi kategori prioritas yang rentan. Namun, kolaborasi dengan Dinas Kesehatan dalam pembentukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) telah berhasil mengatasi tantangan tersebut.
Dengan harapan menjadikan Kabupaten PPU sebagai lumbung padi Kalimantan Timur, Mulyono menginginkan semua desa menjadi prioritas sangat tahan untuk kebutuhan pangan.
Data terbaru dan verval data kemiskinan membantu mengidentifikasi desa yang rentan, memungkinkan perencanaan intervensi yang lebih efektif. Sarana pangan, seperti yang dijelaskan oleh Mulyono, memiliki peran krusial dalam menjaga ketersediaan dan kebutuhan pangan di wilayah tersebut.
“Nah, dari apa yang disampaikan, sarana pangan tentunya akan sangat berhubungan erat dengan ketersediaan dan kebutuhan pangan,” pungkasnya. (Adv)