Titik Macet di Balikpapan Menjadi Perhatian Serius, Rekayasa Lalu Lintas Akan di Berlakukan

Focuskaltim.com, Balikpapan – Kepala Dinas Perhubungan Kota Balikpapan -Adward Skenda Putra mengaku, tingkat kemacetan di beberapa titik di kota Balikpapan menjadi perhatian serius. Mengingat jumlah penduduk di serta volume kendaraan tak sejalan dengan infrastruktur diduga sebagai penyebab macetnya dibeberapa titik jalan di Kota Balikpapan. Akses utama jalan Jenderal Sudirman, lebih tepatnya sekitar pusat perbelanjaan kawasan Balikpapan Superblock (BSB).
“Salah satu hal yang menjadi atensi Dishub Balikpapan, yakni BSB dan SPBU Stal Kuda,” kata Kepala Dishub Balikpapan Adward Sekenda Putra saat topik pembahasan dalam forum lalu lintas dan angkutan jalan yang digelar di gingatauditorium Dishub Balikpapan yang terletak di Jalan Ruhui Rahayu, Balikpapan Selatan, Rabu (15/11/2023).
Adward biasa disapa Edo mengaku, pada pertemuan forum itu tercapai kesepakatan yakni dilakukan penerapan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) di Jalan Jenderal Sudirman. “Mulai dari simpang Tugu Beruang Madu sampai dengan Simpang Tugu Dayak,” tegasnya.
Edo menjelaskan, penutupan median sebagian secara situasional menggunakan rantai. “Ini bersifat sementara agar dapat dibuka untuk keperluan Dirlantas dan Brimob secara insidentil,” terangnya.
Perlu diketahui, pertemuan forum lalu lintas dan angkutan jalan di Kota Balikpapan merupakan agenda rutin dan terjadwal yang dihelat empat kali dalam satu tahun. Forum itu merupakan upaya Dishub untuk melakukan percepatan penanganan kemacetan yang terjadi di Kota Balikpapan.
“Selain itu, menyusul dalam rangka mendukung Balikpapan sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” pungkasnya.
Edo mengaku, setiap akhir pekan terjadi penumpukan kendaraan kendaraan yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman khususnya di Stalkuda yang mengarah ke Mall BSB, Balikpapan.
Hal itu dipaparkan oleh Kasatlantas Polresta Balikpapan, Kompol Ropiyani yang menyebutkan, kondisi penyempitan kendaraan itu menyebabkan penyempitan jalur. Dengan hanya dua jalur yang tersedia, parkir kendaraan di area tersebut mengakibatkan hambatan lalu-lintas yang signifikan.
“Kawasan ini merupakan pusat bisnis dan ekonomi. Pada hari libur dan akhir pekan, jumlah masyarakat yang berkumpul di sini meningkat drastis. Oleh karena itu, perlu dilakukan rekayasa lalu lintas sebagai solusi alternatif,” tutupnya. (*)